“SAYA”
Nama saya adalah Rifqi Fuad. Saya lahir sekitar 20 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 5 Oktober 1989. Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Ir.H. Fuad Zakaria dan Hj.Lina Machdalina, SH. Saya punya satu orang kakak laki – laki dan satu orang adik perempuan. Perpaduan darah Lampung dan Sunda lah yang membuat wajah kami terlihat seperti orang “Asia Timur” sekali, walaupun dari seluruh anggota keluarga saya, saya lah satu-satunya yang berkulit gelap. Status saya ketika menulis tugas ini ialah sedang single. Saat ini saya kuliah di London School of Public Relation dengan jurusan Marketing Communication. Saya memiliki hobby bermain musik, khususnya alat musik drum. Disamping itu saya merasa musik juga sudah menjadi bagian dari hidup saya, dan saya memiliki angan – angan agar suatu saat di musik saya juga bisa menghasilkan sebuah prestasi di dalam per-industrian musik tersebut.
Berikut ini ialah gambaran singkat tentang diri saya dari kelemahan, kelebihan, cita – cita dan apa yang saya lakukan untuk mencapai cita – cita tersebut.
“Tidak ada gading yang tak retak”. Perumpamaan ini menggambarkan saya selaku manusia normal yang tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Karena saya yakin tidak ada manusia yang sempuna. Hal ini lah yang membuat variasi dan keunikan dari tiap manusia sehingga kita bisa merasakan hidup yang lebih berwarna. Kelemahan utama yang saya rasakan di diri saya ialah saya seorang yang Ayal. Sering kali seakan saya menggampangkan suatu hal atau masalah sehingga saya sering ”lupa”an atau melewatkan hal yang penting dan biasanya selalu berujung dengan kepanik-an dan atau menyesal dikemudian hari. Hal ini menrut saya didasari oleh sifat dasar saya yang cukup Pemalas, sehingga tidak terlalu konsen bila menjalani sesuatu, hasilnya banyak hal yang saya lakukan dengan hasil yang saya rasa kurang maksimal. Terkadang sulit bagi saya untuk melawan rasa malas dalam melakukan kegiatan yang kurang mengguggah minat saya. Padahal saya yakin bila saya bisa menghadapi perasaan ini saya bisa melakukan segala sesuatu dengan lebih baik. Kedua, adalah Pemalu. Entah mengapa semenjak lulus SD sifat ini menggrogoti saya lebih kuat dari pada sebelumnya. Perasaan ”takut salah” yang saya alami sering membatasi totalitas kerja dari yang saya kerjakan. Sebagai mahasiswa LSPR dan calon penerus bangsa di era globalisasi ini seharusnya kelemahan ini harus mampu saya atasi agar mampu bersaing dengan jutaan orang yang berjuang dan bersaing untuk menggapai hidup yang layak dan mapan. Selain itu saya memiliki sifat Keras kepala yang mana jika saya tidak suka pada 1 hal, sulit untuk mengubah pendapat saya
Dari kelemahan – kelamahan yang sudah saya ceritakan diatas saya juga memiliki beberapa kelebihan. Seperti saya adalah orang yang mau Berusaha keras. Saya menyadari saya tidak memiliki suatu bakat murni pada satu hal tertentu, tapi saya yakin dengan berusaha keras saya juga dapat mengejar hal – hal yang saya cita – citakan. Karena menurut saya orang yang tidak berbakat bila mau berusaha keras maka bisa sebanding dengan yang memiliki bakat murni. Jika pada saat itu saya sudah menyukai 1 hal, maka saya akan bersungguh – sungguh dengan giat membuat hasil yang maximal untuk hal tersebut, dan juga saya akan selalu berusaha untuk bertanggung jawab terhadap apapun yang telah saya lakukan. Disamping itu menurut saya juga, saya adalah seorang yang peduli terhadap sekitar, terutama pada orang- orang terdekat saya. Dengan peduli terhadap sekitar, terkadang dalam beberapa hal saya dapat merasakan apa yang orang lain rasakan (tenggang rasa) baik dalam keadaan senang maupun susah, jadi jika saya melihat orang sekitar saya mengalami keseusahan, saya tidak akan segan – segan dalam menolongnya dan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apa-apa.
Dari TK saya merasa teman – teman saya sudah bisa bercerita tentang harapan dan cita – cita nya, sedangkan yang saya alami, saya justru tidak memiliki impian yang detail dan terarah seperti itu. Seiring berjalannya waktu, ketika SD ayah saya sering sekali menceritakan pengalamannya dan perjalanan hidup nya dari zaman sekolah hingga bekerja. Berhubung kami memiliki hobby dan interest yang serupa saya menyadari bahwa cerita tersebut membakar semangat saya untuk menjalani hal yang serupa dengan yang pernah dijalani oleh ayah saya. Saya sangat ingin bisa memaksimalkan hobby saya di bidang musik untuk terjun juga di industrinya sambil menjalani masa kuliah, setelah lulus baru lah saya ingin sekali fokus untuk berbisnis ,biarpun sampai saat ini bila ditanya detail saya belum bisa menjawab bisnis apa yang akan saya tekuni namun seiring berjalannya pengalaman dan wawasan saya yakin pikiran saya akan lebih terbuka dan bisa memfokuskan kepada apa yang akan saya kerjakan nanti.
Untuk menggapai cita – cita saya, sejak sekarang saya berusaha meningkatkan personal skill yang akan berguna untuk masa nanti seperti memperdalam skill dalam bermain musik serta wawasan dalam bermusik juga belajar dengan tekun di universitas agat dapat mengambil ilmu yang diharapkan dapat digunakan di kala kerja nanti.

No comments:
Post a Comment